Cara Budidaya Udang Windu, Perhatikan Langkah-Langkahnya!

Cara Budidaya Udang Windu, Perhatikan Langkah-Langkahnya!

Tambak Milenial – Membudidayakan udang Windu (Penaeus Monodon) memanglah tidak mudah, akan tetapi banyak pembudidaya yang terus berusaha mengembangkan udang windu. Bila cara budidaya udang windu berhasil dengan baik dan hasil panen banyak, maka keuntungan yang akan didapat pembudidaya juga akan tinggi. Hal ini karena harga udang windu di pasaran lebih tinggi dibanding jenis udang lain.

Sebelum udang vaname menjadi pilihan utama para pembudidaya, udang windu lebih dulu dibudidayakan dalam tambak. Namun semakin ke sini membesarkan udang windu di tambak jadi cukup berisiko karena karakteristik udang ini yang rentan mati. Setidaknya ada beberapa faktor yang menjadi tantangan pembudidayaan udang windu, yaitu:

  • Kualitas benur yang rendah atau terinfeksi virus misalnya virus white spot yang banyak menyerang udang windu
  • Lingkungan yang menjadi tempat budidaya terkontaminasi
  • Daya dukung lahan yang menurun
  • Fluktuasi kondisi lingkungan akibat dari eutrofikasi
  • Sistem sirkulasi air tambak yang buruk.

Udang asli Indonesia yang disebut black tiger shrimp ini harga jualnya bisa mencapai Rp150 ribu/kg. Karena itulah udang windu memiliki potensi bisnis yang menjanjikan. Selama Anda melakukan langkah-langkah pembudidayaan yang tepat, udang windu bisa mendatangkan keuntungan yang besar dalam satu kali panen.

Langkah-langkah dan Cara Budidaya Udang Windu

Membudidayakan udang windu dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Pasalnya saat ini tidak banyak petambak yang membudidayakan udang windu. Cara mengembangbiakkan udang windu terbilang susah-susah gampang, tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Selama Anda telaten, sabar, dan menerapkan cara budidaya yang benar, Anda bisa mendapatkan udang windu yang berkualitas.

Karena masih sedikit pengusaha yang berani membudidayakan udang windu. Maka hal  ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk menjadi pemasok udang windu di pasaran. Anda perlu memperhatikan langkah-langkah di bawah ini bila tertarik untuk membudidayakan udang windu:

1. Menentukan Lokasi Tambak

Langkah pertama adalah menemukan lokasi tambak yang strategis. Karena lokasi akan berpengaruh pada kelancaran perkembangbiangkan udang. Pilih lokasi yang dekat dengan sumber air seperti sungai, muara, dan juga lautan. Pastikan lokasi tambak nanti bukan berada di daerah yang cenderung memiliki musim kemarau yang panjang. Namun jangan pula di daerah yang punya curah hujan tinggi. Sebab akan  mempengaruhi tingkat salinitas air.

Selain Anda juga perlu memastikan pH air 7-8 dengan suhu berkisar antara 25-29 derajat celcius. Kemudian hindari tanah yang memiliki sifat asam. Serta pilihlah daerah dengan tanah lempung agar tambak tidak mudah bocor. Poin penting lain yang perlu dipertimbangkan saat memilih lokasi tambak adalah aksesibilitas, pastikan jalan menuju tambak bisa dimasuki kendaraan roda 4.

2. Menyiapkan Tambak

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tambak. Buatlah 3 petak tambak atau media tambak, yaitu untuk petak tandon, pendederan, dan pembesaran. Kemudian bangun kanal-kanal untuk saluran air, lalu buat juga pintu air untuk mengatur air yang masuk dan keluar dari tambak.

Pertama air akan dimasukkan ke dalam petak tendon yang memiliki fungsi biofilter. Air akan diendapkan dalam kolam ini selama minimal 24 jam untuk memperbaiki kualitas air. Dalam petak biofilter sudah ditumbuhkan tanaman air seperti lumut, ganggang, atau rumput laut. Tumbuhan ini bertugas menyerap senyawa-senyawa berbahaya. Untuk mengendalikan populasi tanaman air pada tambak Anda dapat menebarkan ikan herbivora seperti bandeng.

Selain menyiapkan air untuk tambak Anda juga harus mempersiapkan tanah di dasar tambak. Kolam tambak yang akan dipakai harus dikeringkan. Kemudian lumpur yang mengendap harus dikeluarkan karena kandungan racun pada lumpur akan membahayakan udang. Biarkan dulu tanah selama tiga hari, baru setelah itu diisi dengan air yang berasal dari petak biofilter.

Pertama alirkan air sampai ketinggian 10-25 cm. Kemudian lakukan pengapuran pada tanah, jika nilai pH tanah kurang dari 6,5. Taburi tambak dengan kapur dolomite saat Anda melakukan pengisian air . Kapur akan membantu menetralkan pH tanah dan menyuburkan plankton untuk pakan alami udang.  Baru setelah itu isi lagi tambak sampai minimal 80 cm.

3. Pemilihan Benur Udang

Pastikan Anda mendapatkan benur udang yang berkualitas, sehat, dan tidak cacat. Benur udang windu harus lulus uji PCR (Polymerase Chain Reaction). Ciri-cirinya bisa terlihat dari, warna tubuh udang yang hijau kecoklatan, bersih, ukuran seragam, anggota tubuh lengkap, bagian ekor sudah terbuka, benur bergerak aktif melawan arus dan terakhir bersih dari patogen.

Poin-poin tersebut merupakan cara menguji kualitas benur udang windu secara visual. Anda juga perlu untuk melakukan uji ketahanan bahkan uji laboratorium pada sampel benur udang. Uji ketahanan bisa dilakukan dengan memperhatikan ketahanan hidup benih udang dalam air dengan kandungan salinitas yang berbeda-beda. Sedangkan uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi penyakit pada benur udang.

4. Penebaran Benur Udang

Selesai memilih benur udang yang berkualitas selanjutnya Anda bisa mulai menebar benih ke tambak. Namun caranya perlu dilakukan secara bertahap. Benih tidak boleh langsung di tebar ke dalam tambak begitu saja. Biarkan benur untuk beradaptasi dengan suhu dan tingkat salinitas air di tambak.

Pertama taruh benur dalam kantong plastik dan biarkan terapung di tambak. Cara ini dilakukan agar benur bisa beradaptasi dengan suhu air tambak. Untuk menurunkan potensi kanibalisme, biasanya suhu air yang dipakai untuk mengangkut benur diturunkan sampai 22 derajat celcius.

Bila benur  sudah terlihat bergerak cukup aktif berarti benur sudah terbiasa dengan suhu air tambak. Selanjutnya adalah buka kantong plastik dan tambahkan air tambak sedikit demi sedikit. Setelah itu  miringkan kantong plastik atau wadah yang dipakai, dan biarkan benur berenang ke dalam tambak. Padat tebar atau jumlah benur yang ditebar dalam satu tambak tergantung luas kolam tambak dan sarana penunjang yang ada.

Misalnya untuk tambak dengan teknologi sederhana maksimal 5 ekor/m. Untuk tambak semi intensif bisa 15 ekor/m. Sedangkan untuk tambak intensif dapat menampung >15 ekor/m. Tambak semi intensif dan intensif sudah menggunakan kincir untuk menunjang proses pembudidayaan.

5. Pemberian Pakan

Pakan  mempengaruhi pertumbuhan udang windu di dalam tambak. Terdapat dua jenis pakan, yaitu pakan alami berupa, lumut, plankton, dan sisa hewan atau tumbuhan yang sudah membusuk di dalam  tambak. Jenis pakan kedua adalah pakan buatan yang sudah diatur kandungannya sesuai dengan kebutuhan udang.

Namun alaminya udang windu lebih senang dengan pakan alami. Itulah mengapa di awal persiapan tambak dilakukan pengapuran untuk menyuburkan pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang. Meski begitu Anda juga tetap gunakan pakan buatan untuk memenuhi kebutuhan makanan udang.

6. Pemeliharaan Tambak

Lakukan pemeriksaan tambak secara berkala Jaga kebersihan lingkungan di sekitar tambak. Serta kelola kualitas air dengan mengecek secara rutin suhu air, tingkat salinitas, kecerahan warna air. Selain itu Anda juga perlu memastikan kepadatan plankton, tingkat DO, pH, bahan organik, dan alkalinitas.

BACA JUGA : Terungkap, Ada 431 Akun Dompet Digital Dipakai Bermain Judi Online

Pengelolaan air yang benar sangat penting dalam pembudidayaan udang. Karena berkaitan dengan proses perkembangbiakan udang windu hingga masuk masa panen.

7. Teknik Memanen Udang

Udang windu dapat dipanen setelah memasuki usia 5-6 bulan. Pada masa ini bobot udang windu rata-rata sudah 140 gram. Namun Anda juga perlu memperhatikan permintaan di pasar untuk menyesuaikan antara ukuran udang yang dicari dengan harga di pasaran. Maka penting bagi Anda untuk terus mengikuti perubahan harga di pasaran.

Udang dengan kualitas baik yang sudah siap panen umumnya terlihat dari tubuh udang yang bersih, licin, kulit yang keras, dan terlihat bersinar.

Memanen udang harus dilakukan dengan cepat dan sebaiknya saat cuaca sedang dingin atau saat malam hari. Sebelumnya siapkan air es dengan suhu kurang dari 5 derajat celcius. Udang yang diangkat dibersihkan terlebih dulu dari lumpur, lalu masukkan ke dalam air es. Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas daging udang tetap segar. Setelah itu lakukan penyortiran udang berdasarkan ukuran dan kualitas, karena harga jualnya akan berbeda.

Itulah dia langkah-langkah dan cara budidaya udang windu yang benar. Proses pembudidayaannya kurang lebih sama dengan cara budidaya jenis udang yang lain. Namun khusus untuk udang windu memang perlu lebih berhati-hati dan teliti dalam mengelola air dan pakan, untuk memastikan udang windu dapat berkembangbiak dengan baik di dalam tambak. Maka dari itu persiapan yang matang perlu Anda lakukan sebelum mulai membudidayakan udang windu.

Lengkapi keperluan berupa media tambak, alat penunjang, sarana dan benur berkualitas untuk memulai usaha budidaya udang windu. Anda dapat menggunakan kolam terpal bulat dari tambak milenial untuk media tambak udang windu. Salah satunya dengan paket tambak milenial 1 unit yang tersedia dalam berbagai ukuran serta sudah dilengkapi sarana pendukung budidaya. Persiapkan usaha budidaya udang windu Anda bersama Tambak Milenial!

 

Cara Budidaya Udang Vaname: Dari Persiapan hingga Panen

Cara Budidaya Udang Vaname: Dari Persiapan hingga Panen

Usaha budidaya udang kini semakin diminati oleh masyarakat karena tingginya permintaan udang di pasar, khususnya udang vaname. Jika Anda juga tertarik untuk memulai bisnis budidaya udang vaname, tak perlu khawatir. Dengan mengikuti langkah-langkah di artikel ini, mulai dari mempersiapkan tambak hingga memulai proses budidaya, Anda dapat menjalankan bisnis ini dengan lancar.

Untuk mendukung kesuksesan Anda dalam melakukan budidaya udang vaname, yuk simak artikel ini sampai akhir!

Langkah-Langkah Persiapan Budidaya Udang Vaname

Cara budidaya udang vaname yang benar dimulai dengan persiapan yang tepat. Apa saja yang perlu disiapkan sebelum memulai budidaya?

1. Memperhitungkan Modal

Usaha budidaya udang membutuhkan banyak persiapan modal, meliputi beli/sewa lahan, konstruksi kolam, instalasi listrik, pembuatan mess, persiapan alat-alat yang akan digunakan, operasional selama budidaya, dan sebagainya. Seluruh persiapan ini tentu membutuhkan modal awal yang cukup besar. Besarnya modal awal akan ditentukan dari luas lahan budidaya.

2. Mempersiapkan Tambak

Berikutnya, Anda bisa mulai dengan persiapan tambak. Karena, udang vaname membutuhkan ekosistem yang sesuai agar dapat tumbuh baik hingga panen.

Untuk membangun tambak dengan benar, Anda perlu terlebih dahulu mempersiapkan desain kolam sesuai ukuran dan bentuk kolam dengan padat tebar budidaya, agar udang dapat bergerak bebas dan tumbuh dengan baik.

Fasilitas budidaya udang yang harus dipertimbangkan dalam desain kolam adalah:

  • Kolam budidaya, tandon, dan pengendapan
  • Saluran air masuk (inlet) dan keluar (outlet)
  • Pintu air
  • Pematang/tanggul
  • Bangunan pendukung budidaya lainnya (sistem irigasi, gudang, genset)

Pastikan bahwa semua fasilitas ini direncanakan ukuran dan tata letaknya agar memudahkan dalam pengelolaannya. Sebelum mulai konstruksi, bersihkan dan ratakan area yang akan menjadi kolam. Gunakan bahan berkualitas tinggi dan pasang sistem aerasi dan filter air yang memadai.

 

Kemudian, pastikan kolam sudah steril dan kering untuk menghindari risiko penyakit udang. Persiapkan juga fasilitas pendukung seperti anco, kincir, dan fasilitas biosekuriti seperti penghalau predator.

3. Menumbuhkan Plankton

Plankton dibutuhkan selama proses budidaya sebagai sumber makanan alami, produsen oksigen, dan menurunkan intensitas cahaya yang masuk ke kolam agar lebih nyaman bagi udang. Karena itu, sebelum memulai budidaya udang vaname petambak perlu menumbuhkan plankton dengan pemberian pupuk. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik atau inorganik. Pupuk organik meliputi kompos atau bekatul, sedangkan pupuk organik berupa pupuk sintetis dengan kandungan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.

Cara Budidaya Udang Vaname

Setelah mempersiapkan tambak, petambak dapat memulai budidaya udang. Perhatikan langkah-langkah berikut agar budidaya berjalan lancar hingga panen.

1. Memilih dan Menebar Benur

Untuk memastikan kolam sudah siap untuk ditebar benur, cek parameter kualitas air kolam seperti pH, DO, suhu, dan salinitas. Pastikan parameter tersebut sudah sesuai atau mendekati kondisi ideal untuk pertumbuhan benur.

Kemudian, pada saat benur sudah datang ke lokasi tambak, pastikan bahwa dokumen benur seperti sertifikasi Specific Pathogen Free (SPF) atau Specific Pathogen Resistant (SPR) sudah lengkap. SPF berarti benur bebas patogen, sedangkan SPR menunjukkan karakter genetik benur yang resisten terhadap patogen tersebut.

BACA JUGA : Simak! Ini Bukti Nyata Telkomsel Sajikan Teknologi Terdepan di IKN

Selain itu, lakukan sampling pada minimal 10% dari total benur yang dipesan untuk mendapat gambaran tentang kualitas benur. Jika kualitas benur sudah terlihat baik, pilih waktu penebaran ketika suhu air rendah, misalnya pada malam hingga dini hari. Benur akan lebih mudah menyesuaikan dengan kondisi kolam (aklimatisasi) ketika perbedaan suhu dan salinitas dalam kemasan dengan air tambak tidak jauh berbeda.

2. Manajemen Pakan

Budidaya udang vaname membutuhkan manajemen pakan yang baik untuk mendukung pertumbuhan udang. Manajemen pakan mencakup pemberian pakan sesuai kebutuhan udang berdasar umur udang, kadar nutrisinya, dan frekuensi pemberian pakan.

Ditambah lagi, pakan adalah pengeluaran terbesar dalam budidaya udang. Semakin efisien manajemen pakan, semakin efisien modal yang telah dikeluarkan.

Pada udang vaname, pakan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu pakan tepung (untuk udang berusia <15 hari), pakan granula/crumble (untuk udang berusia 16-45 hari), dan pelet (untuk udang berusia 46-120 hari).

3. Menjaga Kualitas Air

Cara budidaya udang vaname yang tepat tidak lepas dari menjaga kualitas air. Air adalah lingkungan hidup bagi udang vaname sehingga kualitasnya perlu terus dipantau.

Apabila terjadi perubahan atau fluktuasi parameter kualitas air selama budidaya, petambak perlu mengambil langkah yang tepat untuk mengembalikan parameter air ke kondisi ideal.

Di antara banyak parameter kualitas air, berikut adalah empat parameter yang wajib untuk diperhatikan:

  • Suhu 26-32°C
  • Salinitas 15-30 ppt
  • pH 7,5-8,5
  • DO >4 ppm

Selama budidaya, kualitas air bisa saja menurun. Karena itu, Anda perlu menyiapkan tandon jika perlu mengganti air di tengah masa budidaya berlangsung.

Luas dan jumlah tandon perlu mempertimbangkan kebutuhan air budidaya, yaitu sekitar 20-30% dari volume total kolam budidaya.

4. Sampling Rutin

Seiring berjalannya proses budidaya, tentu akan sulit memantau udang satu per satu. Karena itu, sampling rutin dibutuhkan agar dapat mengetahui kondisi udang secara lebih efisien.

Sampling adalah aktivitas pengamatan beberapa udang yang berfungsi untuk mengetahui kondisi udang serta menghitung kebutuhan pakan udang.

Saat sampling dilakukan, petambak perlu memastikan udang tidak sedang dalam fase molting agar hasil lebih akurat. Selain itu, lakukan sampling saat kondisi tidak terlalu terik dan 2-3 jam setelah pemberian pakan agar pengambilan udang lebih mudah.

Sampling juga harus dilakukan dengan jaring yang sudah disterilkan untuk mencegah penyebaran penyakit pada udang.

5. Mempersiapkan Panen

Terakhir adalah tahap panen, yang tentunya ditunggu-tunggu setiap petambak yang melakukan budidaya udang. Secara umum, panen dapat dibagi menjadi dua, yaitu panen total dan panen parsial.

Panen total dilakukan umumnya jika ABW udang vaname sudah mencapai lebih dari 14 gram. ABW adalah Average Body Weight atau rata-rata berat udang yang dapat diketahui saat melakukan sampling.