Cara Ternak dan Budidaya Ikan Cupang untuk Pemula

Ikan cupang adalah salah satu primadona bagi para pencinta ikan hias. Sisik ikan yang penuh warna ini menjadi daya tariknya tersendiri. Ditambah lagi, cara ternak dan budidaya ikan cupang untuk pemula juga disebut tidak begitu sulit.

Hanya dengan akuarium kecil, baskom, bahkan gelas Anda sudah bisa beternak ikan yang banyak ditemui di perairan air tawar wilayah Asia Tenggara satu ini.

Kebanyakan penggemar ikan cupang mengenal nama-nama ikan ini dengan sebutan yang indah. Antara lain bulan sepotong, serit, laga, cagak, dan masih banyak lagi. Biasanya, pemberian nama ikan cupang itu ditentukan berdasarkan bentuk atau ciri di tubuhnya.

BACA JUGA : Polisi Klaten Raup Cuan dari Ternak Kura-kura Sulcata

Sebagai contoh, ikan cupang bulan sepotong atau populer disebut half moon memiliki sirip yang membentuk setengah lingkaran, sementara itu serit memiliki sirip yang bergerigi runcing menyerupai sisir.

Ukuran ikan cupang biasanya enam hingga delapan sentimeter dan rata-rata bisa hidup selama dua tahun.

Cara membedakan ikan cupang jantan dan betina juga cukup mudah. Ikan cupang jantan memiliki ciri sirip yang cenderung panjang, sedangkan ikan cupang betina memiliki ekor yang lebih pendek dari ikan berjenis kelamin jantan.

Berikut cara ternak dan budidaya ikan cupang bagi Anda yang baru ingin mencoba memelihara hewan yang terkenal agresif menjaga wilayah teritorialnnya ini.

1. Ketahui jenis ikan cupang

Ikan cupang dibagi menjadi dua jenis berdasarkan kacamata para pencintanya, yakni ikan cupang hias dan ikan cupang aduan. Berikut ciri keduanya:

Bright red pet beta fish in a bowl with live plant

 

Ikan cupang hias

  • Bentuk sirip dan ekor menjuntai panjang
  • Warna tubuh terang, tidak kusam. Memiliki varian warna yang menarik dan atraktif
  • Gerakannya tenang. Bila melihat ikan cupang lain atau sedang bercumbu dengan betina, ekornya akan mengembang sempurna dan menunjukkan bentuk khas
  • Ikan cupang hias sering dilombakan dalam hal keindahan warna. Jenis-jenis ikan cupang itu seperti, serit (crown tail), bulan separuh (halfmoon), laga (plakat), cagak (double tail) dan akhir-akhir ini jenis giant.

Ikan cupang aduan

  • Lebar dan tinggi ikan mulai dari leher hingga ekor terlihat memiliki ketebalan dan besar yang sama, namun pada ujung ekor biasanya bentuknya mengecil
  • Gerakannya agresif
  • Ketika melihat ikan cupang lain, sirip-siripnya mengembang penuh
  • Bibir tampak tebal dan kokoh. Biasanya mulut ikan cupang adu tertutup rapat, tidak menganga. Jika dilihat pada bibir bagian bawah ada bintik-bintik dan itu mencirikan giginya yang runcing
Beautiful yellow blue double tail Betta or Siamese fighting fish in action , Isolated on white background with clipping path.

Cupang adu biasanya berasal dari spesies Betta Splendens, Betta Imbellis, Betta Mahachai dan variasi silangannya. Perlombaan adu cupang kerap digelar di Asia Tenggara, padahal itu sebenarnya adalah hal illegal.

BACA JUGA:Ratusan Petugas Diterjunkan Pantau Kesehatan Hewan Kurban di Blitar

Sebab itu sebenarnya adu ikan cupang juga tidak boleh dilakukan, sebab dalam konferensi hewan internasional yang dilakukan pencinta hewan disebutkan bahwa hewan juga punya hak untuk hidup.

Jika cupang beradu sendiri dianggap bukan menjadi masalah, namun jika direkam bisa jadi merenggut hak asasi hewan untuk hidup.

Two Siamese fighting fish also known as Plakad or Betta fish swim in adjasent aquariums at the International Plakad Competition in Bangkok on September 6, 2020. (Photo by Mladen ANTONOV / AFP)

2. Pilih indukan ikan cupang berkualitas

Setelah mengetahui jenis ikan cupang, langkah cara ternak dan budidaya ikan cupang untuk pemula selanjutnya adalah memilih indukan ikan cupang yang berkualitas.

Hal ini harus dilakukan agar nantinya anak ikan cupang yang keluar juga berkualitas. Indukan ikan cupang yang bagus biasanya berasal dari keturunan ungu dengan kondisi tubuh yang sehat.

Selain itu bebas penyakit dan tidak ada cacat bawaan pada tubuh ikan cupang, misalnya ada sirip yang tinggi sebelah. Berikut ciri-ciri indukan ikan cupang yang sudah siap kawin:

Ikan cupang jantan

  • Setidaknya sudah berumur 4-8 bulan
  • Bentuk badannya panjang
  • Siripnya panjang dan warna pada sirip terang
  • Gerakannya lincah dan terkesan agresif

Ikan cupang betina

  • Setidaknya sudah berumur 3-4 bulan
  • Bentuk badan membulat dan bagian perut sedikit buncit
  • Siripnya pendek dan warna sisik kusam tidak menarik
  • Gerakannya lambat

Jika sudah menemukan dua ciri indukan baik betina maupun jantan langkah selanjutnya adalah menyiapkan tempat pemijahan atau pengembang biakan antara si jantan dengan si betina.

BACA JUGA: 5 Museum di Kota Medan, Berisi Barang Bersejarah hingga Satwa

3. Pemijahan Ikan Cupang

Pemijahan adalah proses pembuahan telur oleh sperma sang ikan jantan. Anda tidak perlu repot untuk menyiapkan pemijahan sang jantan dan betina.

Setidaknya hanya butuh tiga medium, yakni satu tempat untuk jantan, satu tempat untuk betina, dan satu tempat untuk kawin mereka.

Si jantan dan betina tidak bisa serta merta bertemu lalu memadu kasih. Mereka harus melakukan proses pendekatan. Itu sebabnya dibutuhkan tiga wadah.

Pertama masukkan jantan dan betina ke wadah masing-masing, bisa di gelas, baskom, atau toples kecil. Isi dengan air tawar, lebih baik gunakan air sungai.

Setelah mereka masuk pada wadah masing-masing, pertemukan mereka berdua dengan mendekatkan wadah bening dan lihat reaksi mereka. Sembari menunggu mereka, Anda bisa menghias bakal tempat kawin sang jantan dan betina dengan menambah bebatuan dan tumbuh-tumbuhan air.

what you looking at fish-o!? two bettas looking for a fight

Selanjutnya ikuti langkah berikut:

  • Masukkan indukan jantan yang telah siap kawin terlebih dulu. Biarkan dia berada satu hari dalam wadah tersebut. Sang jantan akan mengeluarkan gelembung yang nantinya berguna untuk melindungi telur-telurnya.
  • Jika sang jantan telah mengeluarkan gelembung, masukkan indukan betina. Waktu pemijahan yang baik pada ikan cupang biasanya pagi dan sore hari.
  • Selanjutnya tutup tempat perkawinan tersebut, sebab indukan ikan cupang adalah hewan yang tidak suka privasinya diganggu.
  • Setelah perkawinan dan pembuahan selesai telur-telur akan tergeletak di dasar akuarium. Segera keluarkan sang betina sebab dia punya kebiasaan aneh memakan telurnya sendiri.
  • Nantinya sang jantan yang akan menjadi pelindung telur-telur tersebut dengan gelembung-gelembung-gelembung yang sudah dia buat.
  • Setelah kurang lebih satu hari, telur-telur tersebut akan menjadi burayak. Burayak masih tidak perlu diberi makan selama tiga hari, sebab nutrisi dari telur masih ada tersisa.
  • Barulah setelah tiga hari Anda bisa memberikan mereka makan berupa kutu air. Pemberian makan jangan melebihi jumlah burayak yang ada, sebab jika terlalu banyak maka membuat air kotor dan burayak malah mati.
  • Selanjutnya, pisahkan indukan jantan dari para burayak setelah dua minggu. Kemudian pisahkan para burayak itu ke wadah lain.
  • Setelah 1,5 bulan biasanya para burayak sudah berkembang sempurna dan bisa dibedakan jenis kelaminnya.

Itulah cara ternak dan budidaya ikan cupang untuk pemula. Biasanya ikan cupang akan mengeluarkan 100 telur dalam sekali pembuahan. Namun dari 100 telur itu biasanya hanya 30-50 yang berhasil hidup.

Ketika ikan cupang sudah dikawinkan, ikan betina tidak boleh kawin lagi, namun ikan cupang jantan masih bisa sampai 8 kali lagi namun perlu interval waktu yang tepat. Jaraknya 2-3 minggu dari perkawinan sebelumnya. Selamat mencoba.

TERSEDIA JUGA :

 

Polisi Klaten Raup Cuan dari Ternak Kura-kura Sulcata

Polisi Klaten Raup Cuan dari Ternak Kura-kura Sulcata Polisi Klaten Raup Cuan dari Ternak Kura-kura Sulcata

Klaten – Hobi reptil yang ditekuni Janu Riyanto Saputro (27) warga Desa Muruh, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, ternyata membawa berkah. Bintara Polri yang bertugas di Polres Klaten tersebut mampu mengantongi omzet Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per bulan dari hobinya itu.
“Omzetnya ya alhamdulillah tiap bulan bisa Rp 15 juta sampai Rp 20 juta kalau pas ramai. Kalau mau puasa gini ya agak sepi,” sebut Janu kepada
Diceritakan Janu yang berpangkat Briptu itu, bisnisnya berawal dari hobi sejak tahun 2015 karena sering ke pasar hewan sampai akhirnya jatuh cinta memelihara kura-kura. Yang dipelihara pertama kura-kura Brasil.

Awalnya saya pelihara kura-kura Brasil satu ekor. Saya pilih hobi peliharaan kura-kura karena paling simpel, awet, umurnya panjang, perawatan mudah,” tutur Janu yang belajar autodidak itu.

“Baru menetas umur satu bulan, ukuran 6 centimeter harga jualnya bisa Rp 700.000 per ekor. Per indukan sekali menetas padahal bisa 25 ekor, kura-kura itu setengah tahun musim bertelur lalu menetas,” terang Janu yang juga memelihara iguana.

Memelihara kura-kura Sulcata, sambung Janu, tidak ada kendala berarti, paling hanya kendala musim hujan. Sebab reptil memerlukan sinar matahari cukup untuk berjemur.

“Kendala hanya hujan karena reptil itu perlu berjemur untuk metabolisme tubuh. Penyakit paling pilek tapi diobati biasanya sembuh,” kata Janu yang kini memiliki 20 ekor indukan usia 7-8 tahun.

Polisi Klaten Raup Cuan dari Ternak Kura-kura Sulcata

Janu menyampaikan untuk makanan juga mudah karena hanya sayuran segar. Penjualan jenis Sulcata juga mudah karena bisa online lewat media sosial.

“Lewat online dan pengiriman paket legal, paling jauh ke Kupang NTT pernah. Sudah ratusan yang saya kirim,” imbuh Janu.

Kura-kura Sulcata, imbuh Janu, lebih jinak karena pemakan buah dan sayur. Untuk indukan umur 7-8 tahun harga bisa mencapai Rp 17 juta per ekor.

“Indukan bisa Rp 17 juta per ekor tapi saya belum pernah jual karena ya eman (sayang). Saya pelihara di kandang belakang rumah,” ucap Janu.

Brilian, seorang pelanggan dari Jayus Pet Shop milik Janu mengatakan sudah membeli tiga ekor. Kura-kura Sulcata dipilih karena mudah dipelihara.

“Bisa untuk hobi juga investasi karena baby saja harganya Rp 500.000 sampai Rp 700.000. Saya beli tiga ekor, kura – kura itu mudah karena kita lepas saja hidup,” ungkap Brilian kepada kami

Ratusan Petugas Diterjunkan Pantau Kesehatan Hewan Kurban di Blitar

Ratusan Petugas Diterjunkan Pantau Kesehatan Hewan Kurban di Blitar

Ratusan petugas disiagakan untuk memantau kesehatan hewan kurban saat Idul Adha di Blitar Raya. Rinciannya, Kabupaten Blitar sebanyak 273 orang, dan di wilayah kota Blitar ada 60 petugas.
Kabid Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakkan Kabupaten Blitar, Nanang Miftahuddin mengatakan para petugas akan diterjunkan sebelum dan sesudah pelaksanaan kurban. Petugas tersebut akan memantau kesehatan hewan kurban di masing-masing desa/kelurahan.

“Kami sediakan minimal 1 petugas di masing-masing desa/kelurahan. Tujuannya untuk mengecek dan memastikan hewan untuk kurban dalam keadaan sehat dan baik,” terangnya kepada detikJatim, Sabtu (15/6/2024).
Nanang menyebutkan, ada sekitar 273 petugas yang disiagakan. Terdiri dari 97 orang dari Disnakkan, 32 petugas dari PDHI Jatim, 63 orang dari DPV Paravetindo Blitar Raya dan 81 orang relawan dari masyarakat.

“Totalnya ada sekitar 273 orang. Termasuk dari petugas Disnakkan, dokter hewan sampai dengan relawan dari masyarakat sekitar. Nantinya mereka akan stand by pada saat p

Menurut Nanang, petugas tidak hanya memastikan hewan kurban dalam keadaan sehat. Tetapi juga mengawasi proses penyembelihan hewan kurban secara tepat dan sesuai dengan aturan islam.

“Kemudian juga kami sampaikan agar memantau saat proses penyembelihan hewan kurban, termasuk tidak membuang limbah ke sungai,” katanya.

Senada, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, Dewi Masitoh turut menyampaikan kepada petugas pemantau hewan kurban untuk memastikan tidak ada masyarakat yang membuang limbah ke sungai. Itu karena kotoran atau limbah dari hewan kurban berisiko mencemari lingkungan sungai.

“Iya tentu kami meminta petugas untuk memastikan tidak ada yang membuang limbah hewan kurban ke sungai,” katanya.

Ada sekitar 60 petugas pemantau hewan kurban yang disediakan oleh DKPP Kota Blitar. Mereka akan disiagakan selama Idul Adha, baik pada penyembelihan di masing-masing kelurahan, maupun di rumah potong hewan (RPH).

“Ada sekitar 60 orang petugas yang kami siagakan, yang jelas mereka akan bertugas untuk memastikan seluruh hewan kurban yang akan dipotong dalam keadaan sehat dan aman dikonsumsi. Harapannya apabila terdapat temuan penyakit dapat segera dilaporkan kepada kami,” tandasnya.

5 Museum di Kota Medan, Berisi Barang Bersejarah hingga Satwa

5 Museum di Kota Medan, Berisi Barang Bersejarah hingga Satwa

Kota Medan memiliki beragam destinasi wisata, salah satunya museum. Terdapat beberapa museum di Kota Medan, mulai yang menyimpan benda-benda bersejarah hingga satwa.
Misalnya Museum Uang Sumatera yang berada di Jalan Pemuda, Medan. Di sini terdapat beragam koleksi yang berkaitan dengan uang, bahkan uang koin di zaman penjajahan terdapat di sini.

Selain itu, ada beberapa muesum lain yang ada di Kota Medan. Berikut 5 rekomendasi museum yang wajib kamu datangi di Medan:

1. Museum Negeri Sumatera Utara

Museum Negeri Sumatera Utara terletak di Jalan HM. Joni No. 15, Medan. Peletakan koleksi pertama dilakukan oleh mantan Presiden Ir. Soekarno pada tahun 1954 silam.

Namun, peresmian museum ini baru dilakukan 28 tahun kemudian, tepatnya 19 April 1982. Museum ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Dr. Daoed Yoesoef.

Di museum ini terdapat berbagai koleksi yang bisa menghantarkan kamu menembus dimensi waktu. Hal itu dikarenakan terdapat koleksi yang mulai dari jejak peradaban kuno di Sumut, perkembangan agama di Sumut, hingga koleksi dari zaman kolonial.

Untuk tahu lebih detail tentang koleksi di museum ini, kamu bisa berkunjung sesuai jadwal di bawah ini:

Jadwal Buka

Selasa-Kamis : 08.00-16.00 WIB
Jumat-Minggu : 08.00-15.30 WIB

Harga Tiket

Orang Dewasa: Rp 10 ribu
Anak-anak : Rp 5 ribu

2. Rahmat Internasional Wildlife Museum& Galerry

Museum khusus satwa ini terletak di Jalan S. Parman No. 309, Medan. Kamu dapat menemukan ribuan satwa di museum ini, satwa tersebut ditempatkan seperti di habitat aslinya.

Museum ini memiliki tiga lantai, di lantai satu terdapat kelompok burung, beruang, hingga binatang asal Afrika. Selain itu, di lantai satu juga terdapat kelompok kambing gunung dan kucing.

Di lantai dua kamu bisa menemukan berbagai jenis satwa lainnya baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Di lantai 3 ada bergaram koleksi foto dari aktor film dan olahragawan terkenal dunia, misalnya piringan hitam lagu dari Michael Jackson.

Kamu juga bisa merasakan sensasi berjalan di hutan belantara yang dipenuhi oleh satwa. Untuk menikmati itu semua, kamu bisa datang sesuai jadwal di bawah ini:

Jadwal Buka

Setiap hari: 09.00 -17. 00 WIB

Harga Tiket

Per orang: Rp 75 ribu
Untuk anak di bawah umur 3 tahun, gratis.

3. Museum Perjuangan TNI

Museum yang menyimpan benda-benda bersejarah TNI ini dibuka pada tahun 1971. Museum ini terletak di Jalan KH. Zainul Arifin No. 8, Medan.

Di dalam museum ini, kamu bisa menemukan berbagai macam jenis senjata dan obat-obatan yang digunakan oleh para angkatan bersenjata Indonesia dulu.

Museum ini cocok untuk menambah khasanah tentang sejarah perjuangan TNI masa di masa lalu. Kamu bisa mengunjungi museum ini sesuai jadwal berikut:

Jadwal Buka

Senin-Jumat : 07.00-15.00 WIB
Sabtu-Minggu: bisa dibuka jika ada permintaan

Harga Tiket

Gratis, namun jika ingin berdonasi juga diperbolehkan

4. Museum Situs Kota China

Museum ini terletak di Jalan Kota China No. 65, Medan. Museum ini sebenarnya situs peradaban bangsa Tiongkok di Medan di masa lalu.

Situs ini ditemukan secara tidak sengaja saat pengambilan tanah untuk pembangunan jalan tol Balmera tahun 1986 silam. Saat itu ditemukan arca kuno, yang mulai terkuaknya Kota China ini.

Di museum ini tersimpan artefak-artefak yang bernilai ekonomis dan sarat sejarah. Seperti uang koin, emas, arca, batu-batu candi, pecahan keramik, dan lain-lain.

Jadwal Buka
Kamis, Sabtu, Minggu: 09.00-17.00 WIB

Harga Tiket
Orang dewasa: Rp 8 ribu
Mahasiswa : Rp 5 ribu
SMP & SMA : Rp 4 ribu
Anak-anak : Rp 2 ribu

5. Museum Uang Sumatera

Museum ini terletak di Jalan Pemuda, tepatnya di Gedung Juang 45 Kota Medan. Museum ini merupakan museum uang pertama di Pulau Sumatera, diresmikan tahun 2017 yang lalu.

Sesuai dengan namanya, museum ini menyajikan berbagai benda dan informasi yang berkaitan dengan uang. Terdapat koleksi uang koin mulai dari zaman kerajaan hingga penjajahan di Indonesia.

Selain itu, terdapat juga koleksi uang dari berbagai negara lain. Museum ini merupakan museum yang menyajikan koleksi maupun informasi mengenai uang.

Jadwal Buka
Setiap hari: 09.00-17.00 WIB

Harga Tiket
Per orang: Rp 10 ribu dan kamu dapat souvenir uang kuno.

E-Museum Memberi Edukasi

E-Museum Memberi Edukasi

Pemanfaatan teknologi informasi sangat berguna untuk penyampaian pemberitahuan kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun sistem informasi e-museum berisi tentang benda-benda sejarah dan budaya. Sistem tersebut berguna untuk masyarakat sewaktu mencari informasi tentang objek histori. Dengan sistem informasi e-museum diharapkan membantu masyarakat dalam memperoleh pengetahuan mengenai koleksi yang ada di museum. Sebagaimana penelitian Surya dan Sholeh (2014) menyebutkan e-museum sebagai media memperkenalkan cagar budaya di kalangan masyarakat.

Association of Museum (1998) menerangkan melalui museum membolehkan setiap orang untuk melakukan penelitian berkaitan dengan inspirasi, pembelajaran, dan kesenangan. Museum mengumpulkan dan merawat benda-benda ilmu pengetahuan alam, benda-benda seni, dan benda-benda yang memiliki sejarah penting agar bernilai dan dapat dipamerkan kepada masyarakat. Berbagai koleksi dipamerkan di museum sejarah yang memberikan edukasi terhadap sejarah dan relevansinya terhadap masa kini dan masa lalu. Beberapa museum sejarah menyimpan aspek kuratorial tertentu dari sejarah lokal tertentu. Museum ini memiliki koleksi yang beragam termasuk dokumen, artefak, seni, dan benda arkeologi. Selain itu, ada juga museum sejarah alam yakni museum yang memamerkan dunia alam yang memiliki fokus di alam dan budaya. Pada umumnya memberi edukasi yang berfokus pada sejarah kuno dan antropologi.

Jenis selanjutnya museum spesialisasi merupakan museum yang menspesialisasikan pada topik tertentu, seperti museum kain khas daerah dan museum alat musik daerah. Museum ini umumnya memberi edukasi dan pengalaman yang berbeda dibandingkan museum lainnya. Berikutnya museum seni yang dikenal sebagai sebuah galeri seni. Museum ini menjadi sebuah ruang untuk pameran seni, biasanya merupakan seni visual dan biasanya terdiri dari lukisan, ilustrasi, dan patung. Koleksi dari lukisan dan dokumen lama biasanya tidak dipamerkan di dinding, tetapi diletakkan di ruang khusus. Kemudian museum otomotif merupakan museum yang memamerkan kendaraan. Adapun museum maritim merupakan museum yang menspesialisasikan terhadap objek yang berhubungan dengan kapal, perjalanan di laut dan danau.

Koleksi science museum menampilkan museum yang membahas tentang seputar masalah saintifik dan sejarahnya. Untuk menjelaskan penemuan-penemuan yang kompleks pada umumnya digunakan media visual. Museum jenis ini memungkinkan memiliki studio max yang merupakan studio visual tiga dimensi. Seterusnya, museum open air merupakan museum yang mengoleksi dan membangun kembali bangunan tua di daerah terbuka. Museum ini bertujuan menciptakan kembali bangunan dan suasana lanskap masa lalu. Terakhir museum virtual merupakan museum yang berada di dunia maya berupa internet dengan kata lain museum ini tidak memiliki fisik, tetapi berisi data.

Museum memberikan program inovasi dan pameran-pameran menjadi sumbangan khas kepada kehidupan suatu budaya komunitas. E-museum dapat mengintegrasikan informasi yang ada di museum dengan harapan pengunjung mampu untuk mengagumi, memikirkan, memeriksa, dan menyelidiki koleksi yang ada di museum. Cara ini sebagai rintisan jalan untuk meraih pelaksanaan museum berbasis elektronik dan melatih tenaga-tenaga ahli dalam merencanakan program e-museum. Manfaatnya agar informasi tentang koleksi benda di museum tetap selalu bertahan, selalu diingat, dan selalu dipelajari oleh masyarakat. Dengan demikian, informasi museum tersebut dapat terorganisasi dengan rapi dan terdokumentasi dengan baik.(syatkmf)

Pentingnya Divestasi Industri Peternakan untuk Cegah Titik Kritis Iklim Bumi

Pentingnya Divestasi Industri Peternakan untuk Cegah Titik Kritis Iklim Bumi

Pada tahun 2020, semua mata tertuju pada Covid-19. Namun seiring meningkatnya ekspektasi untuk vaksinasi massal pada 2021, tahun ini dijanjikan sebagai waktu untuk fokus pada tantangan lain, yang sama besarnya: mitigasi perubahan iklim.

Untuk mencegah planet mencapai titik terpanas dalam sejarah, LSM internasional Sinergia Animal dan organisasi mitra lainya mendesak bank pembangunan internasional untuk mengumumkan divestasi besar-besaran terhadap industri peternakan. Menurut FAO, setidaknya 14,5 persen dari semua emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia dikeluarkan dari sektor industri peternakan.

“Lembaga keuangan ini memiliki peran besar dalam melakukan mitigasi perubahan iklim dengan membentuk rantai produksi. Mereka dapat memutuskan untuk mendanai praktik pertanian berkelanjutan, atau terus meminjamkan dana miliaran kepada industri peternakan. Selain tidak ramah lingkungan, industri ini juga menempatkan kita pada risiko pandemi baru, ancaman ketahanan pangan, dan juga kekejaman terhadap hewan dan manusia, ”jelas Anggodaka, Campaign Manager Act for Farmed Animals (AFFA).

Bank pembangunan Internasional, seperti Bank Dunia dan Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD), merupakan lembaga keuangan yang dibentuk untuk melakukan investasi bagi sektor produktif dan infrastruktur, yang sebagian besar ada di Negara-Negara Dunia Selatan.

Pada November lalu, 450 bank pembangunan publik di dunia mengumumkan, melalui deklarasi bersama, janji untuk menyelaraskan keputusan pendanaan dengan Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim.

Dalam surat tersebut, mereka menyatakan bahwa “konservasi, pengelolaan dan perlindungan berkelanjutan [keanekaragaman hayati, lautan, dan alam] merupakan fondasi yang penting untuk pembangunan dan kesejahteraan semua masyarakat, termasuk dalam merancang sistem pangan yang berkelanjutan”.

Pentingnya Divestasi Industri Peternakan untuk Cegah Titik Kritis Iklim Bumi

Meskipun demikian, tidak ada hasil yang menyatakan secara eksplisit tentang adanya rencana divestasi terhadap sektor industri peternakan.

“Berdasarkan bukti saintifik, kami dapat mengatakan bahwa tidak mungkin untuk menciptakan sistem pangan yang aman, berkelanjutan, dan adil saat kita tahu bahwa sistem tersebut sangat bergantung pada produksi hewan, terutama dalam sistem industri kita saat ini,” kata Anggodaka.

Sinergia Animal merekomendasikan agar investasi pada industri peternakan dihentikan dan beralih ke sistem agroekologi, sistem pertanian asli, agroforestri, pertanian organik, sistem pangan nabati, sistem silvo-pastoral ( sistem penggunaan lahan yang menggabungkan penanaman tanaman penghasil makanan ternak dan pepohonan untuk memproduksi hasil kayu dan sekaligus memelihara ternak) serta inisiatif sistem padang rumput permanen dengan intensitas rendah (untuk mengurangi dampak buruk kepada lingkungan).

Sebuah studi terbaru oleh Inter-American Development Bank (IDB) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) menunjukkan manfaat tambahan ketika beralih ke ekonomi dengan emisi nol yang bersih, yang mencakup penambahan pola makan berbasis nabati: dapat menciptakan 15 juta pekerjaan baru di Amerika Latin dan Karibia pada tahun 2030.

Menilik Cara Reza Bisa Cuan Manis dari Ternak Ayam Rumahan

Menilik Cara Reza Bisa Cuan Manis dari Ternak Ayam Rumahan

Satu model peternakan yang cukup unik dilakoni oleh Reza Azmi Fauzi, warga Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya. Pemuda 23 tahun itu beternak ayam kampung dengan menambahkan pakan maggot atau belatung. Maggot itu dia budidaya sendiri dengan memberi pakan dari sampah organik. Sehingga aktivitas peternakan yang dilakoni Reza memiliki kontribusi terhadap pemanfaatan sampah organik.

Saat ini dia sedang memanen hasil kerja kerasnya selama 11 minggu terakhir. Lebih dari 700 ekor ayam kampung dengan bobot 8 ons sampai 1 kg, siap dijual dengan harga Rp 40 ribu/kilogram. “Dijual ke rumah makan dekat sini, Rp 40 ribu per kilogram,” kata Reza.

Dia menjelaskan, sekitar 3 bulan lalu dia memulai usahanya itu. Reza tinggal di perkampungan, dia punya lahan atau ruangan semacam saung dekat kandang kambing. Langkahnya diawali dengan membudidaya maggot.
“Kebetulan saya dekat pesantren besar, limbah organiknya banyak, saya manfaatkan. Kalau kurang saya minta dikirim dari aplikasi Goso,” kata Reza.

Program Goso yang dimaksud Reza adalah program gerakan olah sampah organik (Goso) yang dilakukan oleh Pemkot Tasikmalaya. Program ini melayani masyarakat yang butuh sampah organik.

Setelah budidaya maggot berjalan dia juga mulai menanam azolla, tanaman air yang orang Sunda menyebutnya ‘kayambang’. “Jadi sebelum ternak ayam, saya mulai dengan budidaya maggot sama azolla. Ini persiapan bahan pakan,” kata Reza.

Setelah maggot mendekati panen dan azolla mulai tumbuh, Reza lalu menyiapkan anak ayam atau DOC jenis ayam kampung Sentul atau dikenal juga dengan sebutan ayam Ciung Wanara. “Nah kalau kandangnya saya dapat bantuan dari bank bjb difasilitasi Pemkot. Masuk langsung 750 ekor DOC ayam Sentul,” kata Reza.

Setelah itu dia memulai hari-harinya sebagai peternak. Di pagi buta dia sudah mengurusi maggot, membersihkan kandang dan memberi pakan. Kemudian pemberian pakan juga dilakukan pada siang dan sore. Meski mengandalkan pakan murah dari maggot dan azolla, namun pakan pabrikan tetap harus diberikan. Tapi porsinya kurang.

“Jadi dengan pola seperti ini, pakan pabrikan cukup 40 persen saja. Sisanya diberi maggot dan azolla. Cukup besar menekan beban pakan, asal maggot lancar saja,” kata Reza.

Dalam satu siklus yang sudah dilaluinya, Reza mengaku hanya menghabiskan pakan pabrikan 29 karung isi 50 kilogram. “Memang pakan pabrikan tetap harus ada, terutama di masa-masa awal pertumbuhan,” kata Reza.

Namun demikian laju usaha selalu saja ada tantangan, kematian ayam selalu saja terjadi. Menurut Reza mortalitas ternak ayam Sentul mencapai angka 7 persen. “Jadi ayam Sentul ini karakternya galak, kanibal begitu. Diadu sampai mati. Nah ini mungkin yang harus jadi catatan saya,” kata Reza.

Secara hitung-hitungan kasar, Reza menyebut keuntungan minimal yang diperolehnya berada di angka Rp 10 ribu per ekor. Sehingga jika sekarang bisa panen 700 ekor, Reza bisa dapat keuntungan Rp 7 juta. “Ya untung Rp 7 jutaan selama 3 bulan, masih masuklah ya, UMR Tasik kan Rp 2 jutaan sebulan,” kata Reza.

Dia mengaku akan mengulangi lagi siklus beternak tiga bulanan itu, tapi kali ini dia akan mengatur periode masa ternaknya. “Jadi nanti nggak akan sekaligus 750 ekor, akan dibagi menjadi 3 periode, dikasih jeda satu atau dua minggu, sehingga nantinya setiap bulan bisa panen. Tidak siklus 3 bulanan sekaligus,” kata Reza.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Adang Mulyana mengapresiasi kegigihan Reza dalam menekuni bisnis pertanian dengan model seperti itu.

“Ini merupakan percobaan program Paranje Tasik. Ini merupakan salah satu inovasi untuk peternakan ayam dengan menggunakan kendang yang kecil dan estetik, dan layak untuk di wilayah perkotaan,” kata Adang.

Dia menjelaskan Paranje Tasik ini tidak sekedar beternak ayam saja, lebih dari itu Paranje Tasik diproyeksikan memiliki multiplier effect bagi persoalan lainnya, mulai dari masalah pemanfaatan sampah organik, pengendalian inflasi dan lainnya.

“Ayam yang diternakan yaitu ayam Ciung Wanara atau ayam Sentul dengan menggunakan pakan maggot 50 persen, Azolla 10 persen, dan pakan pabrikan 40 persen. Nilai jualnya lebih bagus,” kata Adang.

Melihat kesuksesan Reza, Adang mengatakan pihaknya saat ini tengah memproyeksikan untuk membuat peternakan serupa sebanyak 10 titik. “Ya akan kami perluas. Tentu akan kami berikan pendampingan seperti yang sudah kami lakukan terhadap Reza,” kata Adang.

Dia memaparkan program Paranje Tasik diharapkan dapat menjadi solusi untuk beberapa masalah yang ada di Kota Tasikmalaya. Yang pertama untuk menangani permasalahan sampah, karena pakan ayam berasal dari maggot diharapkan dapat menyerap 220 ton sampah organik yang ada di Tasikmalaya.
Kedua menangani inflasi terkait fluktuasi harga daging ayam, karena saat ini harga daging ayam mulai naik, diharapkan nantinya pasokan daging ayam dapat menggunakan ayam dari program Paranje Tasik ini.

“Ketiga program ini bertujuan untuk menangani ketahanan pangan khususnya untuk ketersediaan daging ayam dan yang keempat penanganan stunting karena daging ayam mengandung protein, dan diharapkan ketika panen sebagian dapat diberikan untuk masyarakat stunting di sekitar Paranje tersebut,” kata Adang.

 

Budi Daya Hewan yang Paling Mudah dan Menguntungkan saat Ini, Bisa Dicoba di Rumah

Budi Daya Hewan yang Paling Mudah dan Menguntungkan saat Ini, Bisa Dicoba di Rumah

Peternakan hewan seringkali dianggap sebelah mata oleh masyarakat Indonesia, terutama karena sering dikaitkan dengan pekerjaan di tempat yang kotor dan tidak higienis. Di tengah tren kehidupan urban yang cenderung mengarah pada pekerjaan kantoran yang nyaman dengan pendingin udara, banyak orang lebih memilih menghabiskan waktunya di dalam ruangan ber-AC daripada terlibat dalam bisnis peternakan.

Namun, sebenarnya, budidaya hewan ternak memiliki potensi besar sebagai peluang bisnis yang menguntungkan. Meskipun belum sepenuhnya tergolong populer, bisnis ini menawarkan peluang untuk meraih keuntungan yang signifikan tanpa persaingan seketat di pasar lainnya.

Bagi mereka yang masih baru terjun dalam dunia peternakan, banyak jenis hewan yang dapat dibudidayakan dengan relatif mudah. Langkah awal ini memungkinkan para pemula untuk belajar dan mengembangkan keterampilan mereka tanpa terlalu banyak risiko. Dengan begitu, peternakan tidak hanya menjadi sumber penghasilan tambahan, tetapi juga peluang untuk berkontribusi pada perekonomian dan keberlanjutan lingkungan.

Jika Anda baru memulai di bidang peternakan, lebih baik memilih jenis ternak yang mudah dirawat dan pakan yang ekonomis. Ini karena biaya pakan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional, bahkan bisa mencapai 60 persen dari total biaya.

Berikut 10 terna

1. Ternak Lele

1. Ternak Lele

Bisnis ternak lele semakin populer di kalangan masyarakat karena dianggap mudah dirawat dan memerlukan modal yang relatif kecil. Metode beternak lele pun bervariasi, seperti menggunakan kolam terpal atau drum/tong. Dalam waktu singkat, sekitar 40-50 hari, panen ikan lele bisa dinikmati. Keuntungan lainnya adalah biaya pakan yang terjangkau, dapat menggunakan pakan limbah tanpa mengurangi gizi lele.

Kelebihan beternak lele tidak hanya terletak pada kemudahan perawatan dan modal yang kecil, tetapi juga pada potensi keuntungan yang dapat diperoleh dengan cepat. Panen ikan lele dalam waktu singkat memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil investasi secara cepat. Selain itu, kemampuan lele untuk menggunakan pakan limbah mendukung aspek ekonomis usaha ini. Oleh karena itu, bisnis ternak lele bukan hanya murah meriah tetapi juga menjanjikan hasil yang menguntungkan.

Untuk memulai usaha beternak lele, tidak diperlukan lahan yang luas, sehingga dapat dijalankan di rumah atau pekarangan. Ini memudahkan orang untuk terlibat dalam bisnis ini tanpa kendala ruang.

Ini 10 Jenis Sapi dengan Bobot Terberat di Dunia, Nomor Satu dari Italia

Ini 10 Jenis Sapi dengan Bobot Terberat di Dunia, Nomor Satu dari ItaliaSapi merupakan hewan ternak yang banyak ditemui di berbagai belahan dunia. Tahukah kamu, bahwa ada sekitar 250 jenis sapi yang pernah ditemukan di dunia.
Melansir dari kami, masing-masing jenis tersebut memiliki warna, ukuran, dan ras yang berbeda-beda. Biasanya, ukuran sapi dipengaruhi faktor genetik, pola makan, serta lingkungan.

Kira-kira, apa ya jenis sapi paling berat di dunia? Yuk, simak di artikel berikut.

10 Jenis Sapi Terberat di Dunia

  1. Chianina

Jenis sapi terberat di dunia adalah Chianina, jenis sapi yang berasal dari Tuscany, Italia. Berat badannya rata-rata 1.700 kilogram dan tingginya sekitar 2 meter!

Jenis sapi Chianina ini sering dimanfaatkan untuk produksi daging sapi. Jenis sapi ini juga dulu digunakan untuk menarik kereta atau gerobak berat.

Sapi Chianina tahan terhadap parasit serta iklim yang hangat, sehingga jenis sapi ini cukup populer untuk dipelihara sebagai ternak.

2. South Devon

Di posisi kedua untuk peringkat sapi terberat di dunia, ada sapi jenis South Devon dari Britania Raya. Berat badannya rata-rata 1.600 kilogram, dan bahkan ada yang bisa mencapai 2.000 kilogram.

Sapi ini juga dikenal dengan julukan “The Gentle Giant” atau raksasa yang lembut. Sapi South Devon dimanfaatkan untuk produksi susu dan daging.

3. Maine-Anjou

Di peringkat ketiga ada sapi Maine-Anjou yang berasal dari wilayah Anjou, Prancis. Beratnya sekitar 1.400 kilogram.

Sapi jenis ini mudah gemuk dan ototnya gampang terbentuk. Selain itu, susu yang diproduksi juga berkualitas. Sehingga sapi Maine-Anjou adalah aset yang berharga bagi peternak.

4. Glan Cattle

Selanjutnya adalah Glan Cattle yang berasal dari wilayah Rhine-Palatinate, Jerman. Beratnya bisa mencapai 1.200 kilogram.

Dikutip dari GGI Spermex, daging sapi Glan Cattle memiliki tekstur lembut dan marbling yang bagus. Jenis sapi ini juga subur dalam bereproduksi.

5. German Angus

Masih dari Jerman, sapi paling berat kelima di dunia adalah German Angus. Beratnya sekitar 1.200 kilogram.

Mengutip Roy’s Farm, jenis sapi ini tidak muncul secara alami, melainkan hasil persilangan antara sapi Aberdeen Angus dan berbagai jenis sapi asal Jerman seperti Fleckvieh, German Black Pied Cattle, dan Gelbvieh.

Tujuan persilangan ini adalah mengembangkan sapi yang tidak bertanduk, bertemperamen baik, berukuran besar, menghasilkan susu yang banyak, dan memiliki daging dengan lemak lebih sedikit daripada jenis sapi Angus keturunan murni.

6. Montbeliarde

Di posisi keenam ada jenis sapi Montbeliarde yang berasal dari wilayah Montbeliard, Prancis. Berat sapi ini bisa mencapai 1.200 kilogram.

Mengutip The Cattle Site, jenis sapi ini tahan terhadap penyakit mastitis, yaitu kondisi pembengkakan kelenjar susu akibat infeksi bakteri. Jenis sapi ini juga mudah beradaptasi dengan lingkungannya, bahkan jika iklimnya ekstrim.

7. Parthenaise

Posisi ketujuh diduduki sapi Parthenaise yang berasal dari Deux-Sevres, Prancis. Berat sapi ini bisa mencapai 1.150 kilogram.

Jenis sapi ini memproduksi susu berkualitas tinggi. Susunya diolah untuk memproduksi mentega. Jenis sapi ini juga dulu digunakan untuk mengangkut barang dan kendaraan berat.

8. Limousin

Sapi terberat kedelapan di dunia adalah sapi Limousin yang berasal dari wilayah Limousin, Prancis. Beratnya sekitar 1.100 kilogram. Jenis sapi ini dipercaya sudah ada sejak 20.000 tahun lalu, berdasarkan gambar-gambar pada dinding Gua Lascaux di Prancis.

Selain untuk memproduksi daging, jenis sapi Limousin juga digunakan sebagai hewan pekerja. Jenis sapi ini juga dijuluki “The Carcase Breed” karena daging sapi jenis ini memiliki proporsi tulang dan lemak yang sangat sedikit. Kualitas dagingnya tinggi, tak peduli pada umur berapa sapi ini disembelih.

9. Bazadaise

Di posisi sembilan ada jenis sapi Bazadaise yang berasal dari wilayah Bordeaux, Prancis. Beratnya mencapai 1.100 kilogram.

Jenis sapi ini dulunya merupakan hewan pekerja. Sapi Bazadaise tahan terhadap cuaca panas dan dingin, serta tahan terhadap kutu dan lalat. Oleh karena itu, ternak ini kuat dan mudah beradaptasi.

Sekarang, sapi Bazadaise terkenal akan dagingnya yang enak dan rendah lemak dan memiliki marbling yang bagus.

10. Charolais

Terakhir, sapi terberat kesepuluh di dunia adalah Charolais, yang berasal dari wilayah Charolles di Prancis. Beratnya mencapai 1.100 kilogram.

Sapi Charolais mudah dipelihara karena mampu beradaptasi dengan sistem pemberian makanan apapun, baik sistem pemberian makan rumput maupun sistem pemberian makan yang intensif.

Karena jenis sapi ini lambat tumbuh dewasa, Charolais cocok dibesarkan hingga menjadi gemuk. Charolais juga cocok disilangkan dengan jenis sapi lain.

 

Sapi yang Sedikit Kentut Bisa Bantu Kurangi Pemanasan Global, Begini Studi Barunya

Sapi yang Sedikit Kentut Bisa Bantu Kurangi Pemanasan Global, Begini Studi Barunya

Tahukah Anda bahwa mengontrol perut kembung pada sapi bisa menjadi kunci untuk membantu ‘mengekang’ pemanasan global.

Penelitian baru menunjukkan bahwa beternak sapi perah agar lebih sedikit kentut – sehingga melepaskan lebih sedikit metana – dapat mengurangi gas rumah kaca.

Tim dari Curtin University Sustainability Policy Institute di Australia menyisir 27 laporan, dan menarik kesimpulan tentang berbagai cara untuk mengurangi emisi metana di sektor susu dan daging sapi di negara tersebut, demikian mengutip dari nypost.com, Rabu (24/4/2024).

Produksi pangan adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim dan peternakan menyumbang sekitar 10% emisi gas rumah kaca.

Sebuah penelitian pada tahun 2020 menemukan bahwa sendawa dan kentut dari hewan ternak, serta pengelolaan kotoran merupakan kontributor signifikan terhadap pemanasan global.

Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Climate yang menjadi merupakan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa mengubah lahan pertanian menjadi hutan atau lahan basah akan menjadi cara yang paling efektif dalam mengurangi gas metana.

Namun, beternak sapi yang tidak banyak mengandung gas juga merupakan sebuah jalan yang perlu ditelusuri.

“Misalnya, mengubah tujuan pembiakan dapat mengurangi produksi metana secara permanen,” kata penulis studi Merideth Kelliher.

“Penelitian telah menemukan bahwa sapi dengan emisi rendah memiliki sifat genetik yang dapat diwariskan yang secara signifikan yang dapat mengurangi produksi metana jika dimasukkan dalam tujuan pembiakan nasional,” tambahnya.

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan sifat-sifat yang harus dibiakkan pada sapi untuk menghasilkan emisi metana serendah mungkin,” kata Meredith Kelliher.

Penelitian Sebelumnya

Penelitian Sebelumnya

Para peneliti sebelumnya telah mencoba melatih ternak mereka berkemih guna mengurangi efek urin sapi yang mengandung amonia, yang bila bercampur dengan tanah akan menjadi gas rumah kaca dinitrogen oksida.

Pada tahun 2021, tim ilmuwan berhasil melatih sapi perah untuk menggunakan kandang khusus yang disebut MooLoo untuk menjalankan bisnisnya, mendorong mereka untuk buang air kecil di AstroTurf tanpa merusak lingkungan.

Jika ternak menggunakan MooLoo, mereka diberi hadiah air gula. Jika mereka buang air di luar, mereka disemprot air selama tiga detik.

“Beginilah cara beberapa orang melatih anak-anak mereka dengan cara membiarkannya di toilet, menunggu sampai mereka buang air kecil, lalu memberi hadiah jika mereka melakukannya,” kata peneliti Lindsay Matthews saat itu.

Sapi-sapi tersebut mengadopsi kebiasaan baru tersebut dengan cepat, dan 11 dari 16 sapi belajar menggunakan MooLoo, yang setara atau lebih unggul dari anak-anak manusia.

“Jika kita dapat mengumpulkan 10 atau 20% urin,” peneliti Douglas Elliffe menambahkan, “hal ini akan cukup untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencucian nitrat secara signifikan,” tambahnya.